NgélMu – aNgél sadurungé keteMu

Cara Menentukan Biaya Analisis Laboratorium

Posted by EG Giwangkara S pada Selasa, 1 Mei 2007

Atomic Absorbtion SpectrophotometerBagi para praktisi industri yang berhubungan dengan laboratorium mestinya sudah tahu bahwa setiap pemeriksaan laboratorium pasti akan kena biaya. Terlepas itu dibayar cash maupun non-cash tetap saja biaya itu selalu ada. Sementara untuk siswa atau mahasiswa mungkin boro-boro mikir gituan, lha wong ngapalin prosedur analisis waktu praktikum aja masih sering ketétéran….

Tapi ga apa-apa ding, saya juga dulu waktu masih sekolah di SMAKBO gitu kok…. Sampe waktu ujian praktek penetapan kadar protein cara Kjeldahl saya pernah bela-belain bikin kebétan dibalik jas lab saya…, malah saya pernah mergoki ada siswi di pojokan lab kimia industri lagi buka kebétan dibalik roknya… 😀
Hayo.. siapa… ngaku aja… 😀
Akhirnya kami disuruh keluar karena ketahuan dan disuruh mengulang (her) minggu depannya.  Lagian, tuh prosedurnya panjang banget… susah ngapalinnya… mana kudu siap setiap saat kalau mendadak ditanya mekanisme reaksi penetapan yang kita kerjakan…… halah….!  😦
Jadi kangen suasana sekolah euy…. hicks…

Oke… sekarang kita kembali ke…. laptop…. !!! 🙂

Jadi… untuk analisis yang bersifat umum kalau tidak salah LIPI punya daftar tarifnya. Sementara untuk tarif analisis minyak kalau tidak salah Dirjen Migas mengeluarkan tarif standar juga. Mungkin yang paling gampang adalah minta dokumen tersebut ke LIPI atau Dirjen Migas. Kalau tidak salah akan ada biaya untuk itu. Tapi ada baiknya anda tetap menghitung dan kemudian dibandingkan dengan tarif dari LIPI atau Dirjen Migas. Itung-itung belajar menghitung tarif, jadi bisa tahu harus nawar berapa kalau memang tarif analisisnya tawar-able…… 🙂

Kali ini saya pengen dongeng gimana kejadiannya kok bisa keluar tarif untuk setiap analisis logam menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer), setidaknya dari yang pernah saya lakukan.

–  Trus gimana kalo analisisnya cuma pake volumetri aja, kang ?

Kéheula’anan…. jadi jalma téh kudu sing sabar….

Sebetulnya filosofi perhitungannya sama saja dengan analisis lainnya, baik menggunakan instrumen maupun tidak. Saya gunakan perhitungan menggunakan AAS disini untuk memudahkan ilustrasi jika memang analisis yang dilakukan menggunakan instrumentasi laboratorium. Kalaupun ternyata analisisnya tidak menggunakan instrumentasi laboratorium anda tinggal menghilangkan variable instrumennya saja.

  

Variabel
 
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data berikut :
1. Harga AAS itu sendiri.
2. Harga lampu yang akan digunakan.
    (beberapa vendor memisahkan antara harga AAS dan lampunya.
    kalaupun ada beberapa lampu yang FOC biasanya hanya untuk
    logam-logam golongan II).
3. Harga bahan kimia yang akan digunakan untuk preparasi.
4. Biaya utilitas yang digunakan (listrik, aquadest).
5. Tarif manhour.
6. dan variabel lainnya yang mungkin ada.

Atomic Absorbtion Spectrophotometer

  

Umur Alat (AAS)
 
Untuk AAS dan lampu kita harus memperhitungkan depresiasi harga dan umur alatnya. Untuk pemakaian rutin setiap hari biasanya lifetime istrumentasi di laboratorium diasumsikan 5 tahun, meskipun pada kenyaannya banyak yang masih bisa beroperasi dengan baik lebih dari 5 tahun. Hal itu tergantung kepada cara pengoperasian dan perawatan peralatan itu sendiri. Sedangkan untuk lampunya kalau tidak salah dilabel kemasannya bisa bekerja dengan baik selama 1000 jam pemakaian. Dari data ini mestinya kita sudah bisa mendapatkan biaya operasional alat tersebut untuk per tahun, bulan, minggu, hari dan jam.

Jika kita asumsikan harga AAS adalah Rp. 1 M, maka tarif operasi per jamnya adalah :

Rp. 1 M / 5 tahun / 12 bulan / 30 hari / 24 jam = Rp. 23.148,-

Kemudian jika kita asumsikan harga satu lampu logam adalah Rp. 2 juta, maka tarif operasi per jamnya adalah :

Rp. 2 juta / 1000 jam = Rp. 2.000,-

Sehingga tarif operasional AAS per jamnya menjadi Rp. 25.148,- 

          

Bahan Kimia
 
Jika sebelumnya belum pernah melakukan analisis menggunakan AAS (misal ketika akan mendesain laboratorium baru) kita bisa menghitung dari stoikiometrinya. Dari perhitungan tersebut anda bisa mendapatkan berapa banyak bahan kimia yang akan dipakai untuk preparasi. Jika sebelumnya pernah melakukan analisis, dalam artian alat yang kita beli adalah utnuk pengganti alat lama, maka kita bisa melihat dari laporan pemakaian bahan kimia sebelumnya. Idealnya sih kita melakukan dengan cara pertama. Dari data pemakaian bahan kimia tersebut dan harga bahan kimia yang dipakai kita akan mendapatkan biaya bahan kimia untuk suatu analisis.

       

Biaya Penunjang

Yang dimaksud biaya penunjang disini biasanya adalah listrik yang akan dipakai oleh AAS dan aquadest yang akan dipakai utnuk preparasi dan aspirasi, meskipun sering pada kenyaannya bukan hanya itu. Jika contoh yang akan kita periksa hanya air mungkin tidak akan banyak, hanya listrik dan aquadest. Tapi jika contoh yang akan kita periksa adalah batuan yang memerlukan preparasi lebih banyak, seperti grinding dan lain-lain. Atau jika contoh yang kita periksa adalah minyak berat, seperti pelumas, gemuk atau residu minyak maka kita akan memerlukan burner, tanur, gas dan konsekwensi biaya yang ditimbulkannya. Perlu dicatat bahwa selain kita harus memperhitungkan listrik untuk tanur yang mungkin akan tinggi, kita juga harus tetap memperhitungkan depresiasi tanur itu sendiri seperti halnya anda menghitung depresiasi harga AAS.

        

Manhour
 
Untuk tarif manhour lebih mudah, kita hanya perlu menghitung secara proporsional waktu yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap gaji operator yang melakukan analisis.
 
Dari ketiga hal tersebut diatas kita sudah bisa mendapatkan tarif BEP untuk satu kali analisis dengan menghitung lamanya penggunaan alat untuk pelaksanaan analisis dan bahan kimia serta biaya penunjang yang dipakai. Pada kenyataanya, biasanya analisis tidak hanya dilakukan satu kali. Minimal dilakukan tiga kali (triplo) untuk meyakinkan hasil analisis.

Jika kita akan memasukkan profit atas jasa analisis tinggal dihitung saja persentasenya dari biaya BEP tersebut. 

Segitu aja dulu, mudah2an cukup membantu.
 

18 Tanggapan to “Cara Menentukan Biaya Analisis Laboratorium”

  1. Husam said

    Euleuh2 si akang.. jadi kanyahoan geuning kalakuan nuju di SMAKBo.. hehehe.. peace…
    Nice artikel… sayang sudah pindah jalur euy.. 🙂

    Cag ah,
    Husam

  2. EG Giwangkara S said

    hehehe…. 😀
    itu mah bagian dari romantika sekolah di smakbo, justru hal-hal seperti itu yang ngangenin.. 🙂
    betul teu, pap… ? 🙂

    soal disersi saya dari analis kimia mah ga masalah, toh saya berada di ekosistim manapun tetep aja mind-set saya mah di QC… 🙂

  3. Archa said

    hehehehehe…
    nice article kang Giwang, sebuah perhitungan analisis yang bagus tapi perlu ketelitian dan ketekunan. Bagus untuk belajar.
    BTW masalah SMAKBo saya jadi kangen euy dah lama tidak ke skul. mungkin dah 2 tahun dari kelulusan. salam…

    Ariyanto 47th

  4. yoga nugraha said

    nice artikel

    thanks
    yoga

  5. Dedi said

    Hebat euy…., terus nya kang biar tambah pinter nih…….

    Dedi34th

  6. Ali Damsik said

    Ass wr wb.

    Biasanya untuk menentukan biaya analisa kita mempertimbangkan beberapa komponen yang biasa dipakai sebagai berikut :
    1. Biaya pelaksana(laboar Cost),
    2. Biaya material/material Cost(bhn Kimia dan penunjang lainnya),
    3. Sewa/depresiasi alat/instrumen laboratorium,
    4. Biaya Adm,
    5. Biaya manajemen/pengawasan,
    6. Pajak
    7. Lain-lain yang dianggap perlu.

    Wass wr wb

  7. Artikel yang sangat bagus mas…. campus on-line neh, perlu di tiru rekan2 yang lain, apalagi dosen2 era “cyber & millenium”
    Sedikit soal analisa dengan alat AA & ICP, terbatas pada particle besaran 8 microns. bisa berupa particle counter, particle size/shape identifications, ferrography (hanya untuk particle yg bersifat magnetic – Fe)
    Mohon koreksi mas bila kurang tepat

  8. jaime said

    idenya paling mantap

  9. juwita said

    Pembuatan analisa biaya pemakaian lata memang perlu, betul sekali dan saya setuju.

  10. juwita said

    Pembuatan analisa biaya pemakaian alat memang perlu, betul sekali dan saya setuju.

  11. echa 50th said

    yuch emang ga jauh kehidupan di SMAKBo masalah kebetan mah,rata-rata anak sekarang pada ngebet doing tapi allhamdullilah tipe orang kaya saya mah ga da kebetan gtu kang huehue,hidup SMAKBo………
    apalagi pas kelas 4 halah riweuh nyari literatur and bahan harga kimia,nah ada yang tau ngga web price of chemical thing,thanks kang,sukses…..

  12. santori said

    mas kalo boleh saya yang service instrumen aasnya yach….di jamin murah tarifnya.

  13. choeloenk said

    Kang… usul… sekalian weh buat software perhitungan harga analisis… nanti saya minta dikopiin yah.. jadi saya cuman masukin parameter dan metode, enter, langsung deh ada harganya…

  14. Boss,

    anda pernah di SMAKBO? angkatan thn berapa boss? atau lulus tahun berapa?

    saya angkatan tahun 1982(masuk),lulus tahun 1986

  15. @ 11. Echa 50th :
    pan bisa tanya ke papap.. 🙂

    @ 12. Santori :
    saya dah ga di lab lagi. lagian kami kadang benerin sendiri.

    @ 13. choeloenk :
    hehehehee…. 😀
    jadi keingetan tulisan saya disini.

    @ 14. Andre Kurnia :
    saya angkatan 33 (lulus 1991)

  16. Lutfhi Maricar said

    mas, saya ingin tau dong, software apa yang bisa dipakai untuk membuat rumus-rumus molekul kimia seperti gambar benzene, dll. Terima kasih sebelumnya. Harap jawaban dapat dikirimkan segera ke email saya

  17. Saya sih pakenya ChemOffice.

  18. Harry said

    Keren banget, Kang..

    Apakah bisa dapet perhitungan lain misal Volumetri atw gravi atau yg lain gitu?

    Sayang di SMakbo dulu ga diajarin ya…

    Harry45

Tinggalkan komentar