NgélMu – aNgél sadurungé keteMu

Doooh… Media Massa di Negeriku, mBokya Isi Beritanya Dikontrol Dulu

Posted by EG Giwangkara S pada Sabtu, 16 Februari 2008

Mungkin tiga artikel terakhir yang saya tulis disini agak kurang nyambung dengan genre ini yang tentang QC Migas, tapi masih ada relevansinya dengan bahan kimia.

Barusan nonton berita sore di salah satu stasiun TV swasta. Pemberitaanya masih tentang penembakan dan “pemboman” seorang pengusaha hiburan malam di Bali beberapa hari yang lalu. Yang membuat saya miris adalah di berita tersebut si narator menyebutkan nama-nama bahan kimia (bahkan beberapa diantaranya nama-nama IUPAC) yang kemungkinan digunakan untuk pembuatan bahan peledak tersebut.

Honestly, saya kurang ngerti gimana dengan regulasi atau UU penyiaran di Indonesia, tapi seyogyanya nama-nama bahan kimia untuk bahan peledak tidak disebutkan di media massa, karena berpotensi membuat orang yang tidak tau cara bikin bahan peledak jadi tau setelah nonton berita tersebut. Meskipun di berita tersebut tidak disebutkan cara pembuatannya, tapi tetap saja beresiko meningkatkan modus atau kwalitas kriminal di Indonesia. Terutama oleh orang-orang yang berfikiran kriminal.
mBok ya di filter dulu, gitu lho…

(-) Mun kitu mah kumaha mun usul diberlakukan lagi aja UU Pers / Penyiaran jiga jaman Orba dulu, Kang… 🙂


(+) Teuing ah… 😦
Tar giliran diberlakukan lagi malah pada protes dengan dalih
bahwa masyarakat berhak tau atas berita sebenarnya.
Tapi giliran dilepas kejadiannya kek gini atau disini… 😦

Mungkin memang masyarakat berhak tau mengenai “kebenaran” suatu kejadian melalui pemberitaan, tapi bukan berarti boleh tau segalanya. Saya jadi keingetan ketika 17 tahun yang lalu saat wisuda di sekolah dimana kami diminta bersumpah/berjanji untuk tidak dengan mudah memberikan informasi yang membahayakan, kecuali dibawah sumpah di pengadilan sebagai saksi ahli.

8 Tanggapan to “Doooh… Media Massa di Negeriku, mBokya Isi Beritanya Dikontrol Dulu”

  1. akmad ijaji said

    waahhh….. bener kali tu kang, memang pers di indonesia ini kadang-kadang kebablasan.
    mungkin bukan sekali dukali berita kayak gt ditayangin di tv, memang bener mestinya harus ada filter dulu…. atau jangan2 semua media dah kena Demam ” Rating” ya kang…????

  2. Peraturan di Negara Kita ***negara siapa ya) tidak pernah jelas..! Aturan untuk di perjual belikan..! yang penting untung dan untung, tidak pernah memikirkan dampaknya…

    Alasan emansipasi – globalisasi atao entah apa lagi tetapi tidakpernah berkaca pada budaya sendiri..!

  3. winsolu said

    tul….setuju banget
    😀

  4. atmonadi said

    Tulisannya di posting di milis jurnalistik aja Pak. Soale bukan sekali dua kali press kita kayanya tidak tahu kode etis “content” tapi mereka tahunya sebatas kode etis tulis menulis aja atau nara sumber semata.

  5. arika said

    betulbetul

  6. zakimath said

    Yups, setuju banget…
    Mungkin karena terlalu bebas, jadinya tidak memperdulikan kode etik jurnalistik yang santun dan menjunjung tinggi norma2 dan agama.

  7. Anto said

    Betul tuh…

    masa semua jadi tahu kalo bahan bom bali dari C4 atau Cemtex.
    timing hp dng koslet aki + mercon aja dng beberapa liter bensin bisa meledak hebat, apalagi C4 dan cemtex. 🙂

    Yg bingung, militer Indonesia tidak punya C4 and cemtex (hanya negara barat tertentu yg besar yg punya) , darimana teroris dapet bahan itu? apa ada dalangnya yah???

    kalo kayak gitu, apa itu namanya jihad, lah wong Rasulullah SAW ga pernah ngajarin bunuh org dng diam2, jd aneh. apalagi dng bahan baku dari negara yg mereka anggap kafir..

    Jihadlah dulu melawan kemiskinan di negara kita dng menolong org susah di sekeliling kita, kan itu lebih baik…..

    thanx…

  8. Hmm is anyone else having problems with the images on this blog loading?
    I’m trying to find out if its a problem on my end or if it’s the blog.
    Any suggestions would be greatly appreciated.

Tinggalkan komentar